Friday, August 22, 2008

Tahu Tek-Tek Nostalgia Para Artis

[ Minggu, 10 Agustus 2008 ] By JAWA POS
Tahu Tek-Tek Nostalgia Para Artis

SURABAYA - Saking banyaknya penjual tahu tek-tek di Surabaya, mungkin sulit menghitungnya. Tapi, warung tahu tek-tek di Jl Dinoyo 147 A punya merek tersendiri. Namanya Tahu Tek-Tek Pak Ali.

Pemilik dan pengelola warung itu sejak 38 tahun lalu hingga sekarang adalah H Ali. Nama pria 66 tahun tersebut memang hanya "Ali". "Ini kartu nama saya," kata Ali kepada Jawa Pos ketika ditanya nama lengkapnya. Di kartu nama itu, tertulis H Ali T.H.T. Apa kepanjangan T.H.T? "Tahu Tek," jawab Ali lantas tertawa renyah.



Sebenarnya, Ali berjualan tahu tek-tek sejak 1962. Ketika itu, umurnya baru 20 tahun. Awalnya, Ali berjualan keliling ke beberapa tempat, seperti Demak, Dupak, Cerme, dan Gresik. ''Waktu itu, satu porsi tahu tek-tek masih Rp 1,'' ujar kakek tujuh cucu tersebut.

Mulai 1970, Ali dan keluarganya pindah ke Jalan Dinoyo untuk membuka warung tahu tek-tek. Dia tak lagi berjualan keliling, tapi menetap di suatu tempat, yakni di pinggir Jl Dinoyo.

Berjualan menetap di Jl Dinoyo, ternyata, membawa hoki bagi Ali. Warungnya yang mulai buka pukul 16.00 hingga pukul 21.00 itu lama-lama mulai diserbu pembeli. Para pelanggan semakin banyak.

Penampilan seporsi tahu tek-tek Pak Ali sekilas tak jauh berbeda dengan kebanyakan tahu tek-tek lain. Ada campuran tahu, lontong, kentang, yang semuanya dipotong-potong dengan gunting. Suara gunting yang bunyinya tek..tek itulah yang membuat makanan tersebut disebut tahu tek tek. Satu porsi tahu tek-tek juga dilengkapi kecambah (taoge) yang telah diguyur bumbu kacang bercampur petis serta diberi kerupuk di atasnya.

Yang membuat tahu tek-tek Pak Ali berbeda dibandingkan dengan tahu tek-tek lainnya adalah rasa bumbu petisnya.

Ali yang kelahiran Lamongan itu mengakui, tidak mudah baginya mendapatkan kualitas bumbu yang benar-benar pas. Baginya, rahasia utama seporsi tahu tek-tek terletak pada pengolahan petis. ''Dibutuhkan pengolahan petis yang benar. Jangan sampai pelanggan kita kecewa karena alergi setelah makan tahu tek-tek ini,'' katanya sambil mengisap rokok yang dibawanya.

Dia menambahkan, sangat penting baginya mengolah lagi petis yang dibeli di pasar. Sebab, petis adalah nyawa bagi tahu tek-tek.

Selain petis, Ali sangat memperhatikan bahan-bahan lainnya, seperti tahu, kentang, lontong, taoge, dan kerupuk, agar tetap fresh. Sebab, menurut dia, akan percuma bila petisnya baik, tapi bagian-bagian lainnya buruk. ''Harus dijaga, kasihan nanti petisnya,'' kata bapak yang senang bercanda itu.

Ali mengaku, selain menjaga kualitas bahan-bahannya tetap fresh, dia menerapkan PK 5 dalam menjalankan usahanya. PK 5 adalah singkatan dari pekerja, keterampilan, kesopanan, kejujuran, kerajinan, dan keuntungan. ''Semua itu memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan,'' ujarnya.

Kini, warung tahu tek-tek Pak Ali menjadi salah satu jujugan para penikmat kuliner di Surabaya. Selain digemari warga Surabaya dan sekitarnya, sejumlah selebriti menjadi pelanggan di warung sederhana tersebut. Di antaranya, Katon Bagaskara, VJ Daniel, VJ Chaty Sharon, Becky Tumewu, dan Roby Tumewu. Foto-foto artis itu dipajang di warung tersebut.

Artis asal Surabaya yang kini sukses di ibu kota, yaitu Ahmad Dhani dan Maia, kata Ali, dulu juga sering datang ke warungnya ketika masih rukun. Ali mengatakan, biasanya Dhani dan Maia datang ke warungnya untuk mengenang masa lalu. ''Kalau Katon pernah ngomong sama saya, tidak lengkap rasanya bila datang ke Surabaya tanpa mampir ke warung saya," ujar bapak empat anak itu bangga.

Suhu marketing Indonesia Hermawan Kartajaya, kata Ali, juga menjadi pelanggan di warung tahu tek-tek itu. "Pak Hermawan mengatakan, dia suka datang ke sini karena suasana Surabaya tempoe doeleo masih kental," katanya. ''Susah sekali mendapatkan suasana makan seperti di sini," lanjut Ali, menirukan kata-kata Hermawan.

Ketika ditanya omzet per hari, Ali tidak mau menjawab. ''Saya tidak mau dibilang sombong. Bagi saya, cukup untuk bisa hidup layak,'' ujarnya merendah. Dia hanya mengatakan, harga seporsi tahu tek-tek di warungnya saat ini Rp 8.000. Rata-rata pengunjung di warungnya 250-300 orang per hari. (dan/kum)

No comments: